Sabtu, 02 Maret 2013

Kebaikan Tanpa Syarat


Untuk Kanker”, begitu tulisan di kertas daftar sumbangan yang dipegang seorang anak kecil. Ia berdiri tepat di luar pintu masuk pusat perbelanjaan. 
Dalam angin musim semi yang dingin, hidung merah, dan topi yang membungkus sampai ke telinganya. Ia menghangatkan tangan kirinya dalam saku dan memegang daftar sumbangannya di sisi lain. 
Seorang pria paruh baya menghentikan langkahnya ketika melewati anak itu. Ia melihat anak itu tidak memakai sarung tangan. Ia segera memeriksa dompet, namun ia tidak punya uang kecil. 
Saya akan kembali untuk memberimu uang,” janjinya pada si anak kecil. 
Terima kasih!” Jjawab anak kecil itu sambil tersenyum, sebelum kemudian bersin dalam tisu usang. 
Sang pria paruh baya menatapnya. Ia melihat anak itu beku. Warna bibirnya seperti anak kecil yang menolak keluar dari bermain air. Kemudian ia bertanya, 
Apa yang kau lakukan di sini? Apakah kau tau, kau bisa flu nanti. Masuklah ke dalam mal!” 
Maaf, tapi saya tidak bisa. Anda lihat penjaga disana? Ia mengatakan tidak ada yang diperbolehkan mengumpulkan uang untuk amal di mal tanpa izin tertulis dari manajer. Tapi dia membolehkan saya untuk berdiri disini,” jawab anak kecil itu sambil sesekali menggigil. 
Tapi saya merasa senang melakukan ini,” lanjutnya sambil tersenyum. 
Dengan rasa heran yang masih menggantung, pria itu masuk kedalam mal untuk mengambil uang dan memutuskan untuk membelikan sarung tangan untuk si anak kecil diluar tadi. 
Seorang kasir menatapnya heran karena ia bergumam pada dirinya sendiri, “Tapi aku merasa senang melakukan ini,” kalimat yang diucapkan si anak tadi. 
Ia setengah berlari menghampiri anak kecil yang menunggunya.
“ Oke, sekarang saya akan memberi Anda daftarnya. Tolong isi data Anda,” kata anak kecil itu sambil menyerahkan pena. 
Masih ada banyak baris kosong, beberapa tanda tangan dan beberapa jumlah uang yang tidak banyak. 
Apakah kau harus pulang dengan daftar yang penuh?” Tanya si pria penasaran. 
Sambil menggosok-gosokkan tangan, anak kecil itu menjawab, ”Ya. Atau tidak. Tidak harus, tapi saya ingin.” 
Dalam cuaca seperti ini?” Pria itu bertanya lagi sambil mengerutkan kening. 
Teman baik saya, Pete menderita Leukimia. Saya ingin membantunya”, jawabnya serius.
Pria itu segera memberikan sarung tangan yang tadi dibelinya pada anak kecil yang sudah beku itu.
Ini untukmu, bawalah! Aku yakin kamu meninggalkan punyamu di rumah.” 
Dengan girang, anak kecil itu menyambut, ”Terima kasih! Anda baik sekali! Sekarang saya bisa berdiri di sini lebih lama untuk memenuhi daftar ini.” Anak kecil itu membungkuk tanda terima kasih. 
Nah, lalu apa yang kau dapatkan nanti? Apakah mereka memberimu sesuatu sebagai ucapan terima kasih?” si pria tak henti bertanya. 
Mata anak itu bersinar senang dang berkata, “Oh ya! Tentu saja!” 
Apa itu?” Tanya sang pria lagi, berharap itu adalah mainan bagus atau mungkin uang untuk anak kecil itu. 
Anak itu sekarang tersenyum lebar seraya menjawab, “Saya mendapatkan daftar baru, dan kosong!” ucapnya berseri-seri. 
Inilah kebaikan tanpa syarat. Tak semua orang mampu melakukannya. Bagaimana dengan kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar